Gunungkidul, NU Online
Yayasan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Sleman yang diasuh oleh Bekerja sama dengan PC NU kabupaten Gunungkidul serta di sponsori oleh PT TOA menggelar "Pendidikan dan Latihan Muharrik atau Kader Penggerak Masjid" untuk wilayah Gunungkidul 06 September 2014
Sebagai koordinator penyelenggara, Yayasan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran memusatkan kegiatan tersebut di Pondok Pesantren baru yang diberi nama "Hajar 'Aswad" yang beradi di Dusun Batusari, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, DIY. Tak kurang dari 150 peserta dari utusan Masjid NU se Kabupaten Gunungkidul aktif mengikuti diklat ini.
Secara resmi acara dibuka Ketua PCNU Gunungkidul Drs. H. Masdjuri, M.Si, Turut hadir pula muspika kecamatan ngawen,
Ketua PCNU Gunungkidul mendorong, diklat yang berlangsung selama sehari penuh ini akan melahirkan para penggerak (muharrik) masjid sejati, tak hanya untuk kemakmuran masjid tapi juga jamaahnya. Menurut dia, masjid harus direvitalisasi fungsinya untuk menjawab problem sekelilingnya.
Pelatihan tersebut di isi KH Abdul Manan A Ghani yang merupakan Pengurus Pusat Lembaga Takmirul Masajid Nahdlatul 'Ulama,
"LTMNU berharap, dari setiap peserta yang mengikuti diklat muharrik ini dapat mendampingi minimal 10 masjid," ujarnya.
Yayasan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Sleman yang diasuh oleh Bekerja sama dengan PC NU kabupaten Gunungkidul serta di sponsori oleh PT TOA menggelar "Pendidikan dan Latihan Muharrik atau Kader Penggerak Masjid" untuk wilayah Gunungkidul 06 September 2014
Sebagai koordinator penyelenggara, Yayasan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran memusatkan kegiatan tersebut di Pondok Pesantren baru yang diberi nama "Hajar 'Aswad" yang beradi di Dusun Batusari, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, DIY. Tak kurang dari 150 peserta dari utusan Masjid NU se Kabupaten Gunungkidul aktif mengikuti diklat ini.
Secara resmi acara dibuka Ketua PCNU Gunungkidul Drs. H. Masdjuri, M.Si, Turut hadir pula muspika kecamatan ngawen,
Ketua PCNU Gunungkidul mendorong, diklat yang berlangsung selama sehari penuh ini akan melahirkan para penggerak (muharrik) masjid sejati, tak hanya untuk kemakmuran masjid tapi juga jamaahnya. Menurut dia, masjid harus direvitalisasi fungsinya untuk menjawab problem sekelilingnya.
Pelatihan tersebut di isi KH Abdul Manan A Ghani yang merupakan Pengurus Pusat Lembaga Takmirul Masajid Nahdlatul 'Ulama,
"LTMNU berharap, dari setiap peserta yang mengikuti diklat muharrik ini dapat mendampingi minimal 10 masjid," ujarnya.
Pada kesempatan itu Ketua Umum Pengurus Pusat Lembaga Takmir Masjid
NU KH Drs Abdul Manan A Ghani menandaskan, bahwa di Indonesia saat ini
terdapat sekitar 1.070.000 masjid dan musala. Dari jumlah itu sekitar
80 persen dibagun warga NU. “Warga NU masih gemar membangun masjid atau
musala tapi belum gemar memakmurkannya,” katanya.
Untuk
memakmurkan masjid atau musala itu lanjut Abdul Manan A Ghani, LTM PBNU
menggalakkan program gerakan infaq dan sadakah memakmurkan masjid
(GISMAS)