SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL 'ULAMA KECAMATAN SEMIN GUNUNGKIDUL

Friday 28 June 2013

Ziarah Kubur di Bulan Sya'ban

Bulan sya’ban telah tiba, sebagian masyarakat kita menamakan bulan sya’ban dengan bulan ruwah. Kata ruwah identik dengan kata arwah, memang keduanya saling berhubungan.
Dinamakan bulan ruwah karena bulan ini adalah bulan di mana para arwah leluhur yang telah mendahului kita menengok keluarga yang ditinggalkan di dunia. Dan keluarga yang masih hidup berbondong-bondong mendoakan arwah para leluhur menjelang bulan ramadhan. Baik melalui do’a, sedekah, tahlil dan tahmid maupun langsung berziarah ke kubur.
Bulan sya’ban menjadi bulan special, artinya ada beberapa tradisi yang berlaku di bulan ini yang tidak dilaksanakan pada bulan-bulan lain. Diantara tradisi itu adalah menengok makam atau meziarahi kubur orang tua, kakek-nenek, saudara, sanak family, suami atau istri, anak atau bapak yang telah mendahului.
Ada banyak macam nama untuk tradisi ziarah kubur menjelang bulan Ramadhan atau di akhir bulan Sya’ban. Sebagian mengatakan dengan istilah arwahan, nyekar (sekitar Jawa Tengah), kosar (sekitar JawaTimur), munggahan (sekitar tatar Sunda) dan lain sebagainya. Bagi sebagian orang, hal ini menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan serasa ada yang kurang dalam melangkahkan kaki menyongsong puasa Ramadhan.
Oleh karena itu perlu kiranya menenegok kembali beberapa hal yang berhubungan dengan masalah ziarah kubur. Karena pada kenyataannya banyaknya ta’bir dan hikmah yang tersimpan di dalamnya, mampu menjadikan ziarah kubur sebagai salah satu tradisi yang bertahan di sekitar kita.
Pada masa awal-awal Islam, Rasulullah saw memang pernah melarang umat Islam berziarah ke kuburan, mengingat kondisi keimanan mereka pada saat itu yang masih lemah. Serta kondisi sosiologis masyarakat arab masa itu yang pola pikirnya masih didominasi dengan kemusyrikan dan kepercayaan kepada para dewa dan sesembahan. Rasulullah saw mengkhawatirkan terjadinya kesalah pahaman ketika mereka mengunjungi kubur baik dalam berperilaku maupun dalam berdo’a.
Akan tetapi bersama berjalannya waktu, alasan ini semakin tidak kontekstual dan Rasulullahpun memperbolehkan berziarah kubur. Demikian keterangan Rasulullah saw dalam Sunan Turmudzi no 973
حديث بريدة قال : قال رسول الله صلى الله علية وسلم :"قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزورها فإنها تذكر الآخرة"رواة الترمذي
Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda “Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat. 
Demikianlah sebenarnya hukum dasar dibolehkannya ziarah kubur dengan illat (alasan) ‘tazdkiratul akhirah’ yaitu mengingatkan kita kepada akhirat. Oleh karena itu dibenarkan berziarah ke makam orang tua dan juga ke makam orang shalih dan para wali. Selama ziarah itu dapat mengingatkan kita kepada akhirat. Begitu pula ziarah ke makam para wali dan orang shaleh merupakan sebuah kebaikan yang dianjurkan, sebagaimana pendapat Ibnu Hajar al-Haytami dalam kitab ‘Al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra’.
وسئل رضي الله عنه عن زيارة قبور الأولياء فى زمن معين مع الرحلة اليها هل يجوز مع أنه يجتمع عند تلك القبور مفاسد كاختلاط النساء بالرجال وإسراج السرج الكثيرة وغير ذلك فأجاب بقوله زيارة قبور الأولياء قربة مستحبة وكذا الرحلة اليها. 
Beliau ditanya tentang berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengn melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab, berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan. Demikian pula perjalanan ke makam mereka.
Adapun mengenai hikmah ziarah kubur Syaikh Nawawi al-Bantani telah menuliskannya dalam Nihayatuz Zain demikian keterangannya “disunnahkan untuk berziarah kubur, barang siapa yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jum’at, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya”…
Demikianlah hikmah di balik ziarah kubur, betapa hal itu menjadi kesempatan bagi siapa saja yang merasa kurang dalam pengabdian kepada orang tua semasa hidupnya. Bahkan dalam keteragan seanjutnya masih dalam kitab Nihayatuz Zain diterangkan “barang siapa menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap hari jum’at pahalanya seperti ibadah haji”.
Apa yang dikatakan Syaikh Nawawi dalam Nihayuatuz Zain juga terdapat dalam beberapa kitab lain, bahkan lengkap dengan urutan perawinya. Seperti yang terdapat dalam al-Mu’jam al-Kabir lit Tabhrani juz 19
.حدثنا محمد بن أحمد أبو النعمان بن شبل البصري, حدثنا أبى, حدثنا عم أبى محمد بن النعمان عن يحي بن العلاء البجلي عن عبد الكريم أبى أمية عن مجاهد عن أبى هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "من زار قبر أبويه أو احدهما فى كل جمعة غفر له وكتب برا   
Rasulullah saw bersabda “barang siapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jum’at maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang ta’at dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Adapun mengenai pahala haji yang disediakan oleh Allah swt kepada mereka yang menziarahi kubur orang tuanya terdapat dalam kitab Al-maudhu’at berdasar pada hadits Ibn Umar ra.
أنبأنا إسماعيل بن أحمد أنبأنا حمزة أنبأنا أبو أحمد بن عدى حدثنا أحمد بن حفص السعدى حدثنا إبراهيم بن موسى حدثنا خاقان السعدى حدثنا أبو مقاتل السمرقندى عن عبيد الله عن نافع عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " من زار قبر أبيه أو أمه أو عمته أو خالته أو أحد من قراباته كانت له حجة مبرورة, ومن كان زائرا لهم حتى يموت زارت الملائكة قبره     
Rasulullah saw bersabda “Barang siapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya, atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan barang siapa yang istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya maka para malaikat akan selalu menziarahi kuburannya” 
Akan tetapi tidak demikian hukum ziarah kubur bagi seorang muslimah. Mengingat lemahnya perasaan kaum hawa, maka menziarahi kubur keluarga hukumnya adalah makruh. Karena kelemahan itu akan mempermudah perempuan resah, gelisah, susah hingga menangis di kuburan. Itulah yang dikhawatirkan dan dilarang dalam Islam. Seperti yang termaktub dalam kitab I’anatut Thalibin.Sedangkan ziarah seorang muslimah ke makam Rasulullah, para wali dan orang-orang shaleh adalah sunnah.
 (قوله فتكره) أي الزيارة لأنها مظنة لطلب بكائهن ورفع أصواتهن لما فيهن من رقة القلب وكثرة الجزع
Dimakruhkan bagi wanita berziarah kubur karena hal tersebut cenderung membantu pada kondisi yang melemahkan hati dan jiwa.
Dari keterangan panjang ini, maka tradisi berziarah kubur tetaplah perlu dilestarikan karena tidak bertentangan dengan syari’ah Islam. Bahkan malah dapat mengingatkan akan kehidupan di akhirat nanti. Apalagi jika dilakukan di akhir bulan Sya’ban. Hal ini merupakan modal yang sangat bagus untuk mempersiapkan diri menyongsong bulan Ramadhan. (Red. Ulil H
Read more ...

Israel Rubuhkan Salah Satu Sudut Masjid Al-Aqsha

Jakarta, NU Online
Kepala Badan Wakaf Masjid Al-Aqsha Adel Ahmed Bassih mengatakan, pemerintahan Israel merubuhkan salah satu sudut Masjid Al-Aqsha untuk membangun pos keamanan. Demikian dilansir situs Mafkarah al-Islam (20/6).

"Pihak pemerintahan Israel telah merubuhkan salah satu sudut Masjid Al-Aqsha di bagian Kawasan Barat untuk membangun pos keamanan masuk wilayah masjid," kata Bassih.

Dikatakannya, pemerintahan Israel juga menerapkan aturan pengkhususan jam kunjungan dan ziarah ke masjid bersejarah tersebut. Pemerintahan Israel menetapkan waktu antara jam 9 sampai 11 siang sebagai waktu khusus untuk para penduduk Yahudi yang hendak melewati dan mengunjungi kompleks Al-Aqsha, serta melarang penduduk Arab-Muslim untuk memasukinya.

Selain itu, lanjut Bassih, pemerintahan Israel juga melarang adanya unit mobil pemadam kebakaran di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsha.

Beberapa kebijakan kontroversial tersebut ditetapkan pemerintahan Israel beriringan dengan terusnya aktivitas penggalian area bawah tanah kompleks Masjid Al-Aqsha.

Pihak Israel beranggapan, bahwa di kompleks itulah dahulu Kuil Suci Nabi Sulaiman dibangun.


Penulis: Ahmad Sifa
Read more ...

Rukyatul Hilal Jumadil Akhir 1434 H

60 aktifis falakiyah di Jakarta dan Jawa Barat, Rabu (10-11/4) kemarin mengikuti Rukyatul Hilal yang

Rukyat kali ini dihadiri oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag, Utusan Dari Kemenag Sukabumi, Utusan  BHR (Badan Hisab Rukyat) Sukabumi, Utusan KUA Se-kota Sukabumi, Lajnah Falakiyyah PBNU, Tim Falakiyah LDII, dan para ahli falak Jawa Barat dan sekitarnya.

Acara dimulai dengan kunjungan Dirjen Bimas Islam beserta rombongan ke Gedung Pusat Observasi Bulan baru yang terletak di desa Cibeas kecamatan Simpenan kabupaten Sukabumi untuk melakukan survey gedung POB yang baru. Kemudian dilanjutkan ke Gedung Pusat Observasi Bulan lama yang terletak di desa Cidadap kecamatan Simpenan kabupaten Sukabumi untuk malaksanakan prosesi Rukyatul Hilal.

Prosesi Rukyatul Hilal dimulai pada pukul 16.30 WIB dengan sambutan Dirjen Bimas Islam dan Doa oleh KH. Yahya Sukabumi.

"Perbedaan penentuan awal bulan Qamariyah masih rentan sekali terjadi di Indonesia, bahkan di beberapa negara lainnya. Namun janganlah kemudian karena perbedaan tersebut menjadi bibit-bibit perpecahan di kalangan umat islam. Sosialaisasi hisab rukyat juga perlu dilakukan agar umat islam mengetahui bagaimana cara penentuan awal bulan qamariyah yang benar," ujar Dirjen Bimas Islam Prof Dr. H. Abdul Djamil, MA dalam sambutannya.

Sementara Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag menyampaikan dalam simulasi Rukyatul Hilal kepada para perukyat bahwa pada tanggal 29 Jumadil Ula 1434 H/10 April 2013 hilal berada pada ketinggian sekitar -1 derajat pada azimuth 280 derajat ketika matahari terbenam pukul 17:54 WIB, sehingga sangat tidak mungkin hilal bisa dilihat.

Namun demikian, lanjutnya, rukyat tetap dilakukan sebagai sarana untuk membuktian hasil hisab yang telah dilakukan sebelumnya. Beliau juga menambahkan kegiatan ini akan berlangsung selama 2 hari yaitu Rabu dan Kamis, 10 dan 11 April 2013. Pada hari Kamis posisi hilal telah mencapai ketinggian sekitar 9 drajat, sehingga besar kemungkinan hilal akan bisa dilihat.

Selain seremonial kegiatan, paniatia juga mengemas kegiatan tersebut dengan penjelasan penggunaan alat rukyat modern yang disampaikan oleh Ismail Fahmi, S.Ag dan H. Hendro Setyanto, MSI.

Dalam penjelasannya, mereka menyampaikan bahwa alat rukyat sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan teleskop yang canggih, kita cukup memasukkan data koordinat, maka teleskop tersebut akan bergerak dengan sendirinya menuju benda langit yang dituju. Selain teleskop, software-software komputer atau sejenisnya juga cukup akurat dalam menyumbang kemajuan rukyatul hilal.

Dalam pelaksanaan ini peserta cukup serius mengikuti, terbukti para peserta sangat sungguh-sungguh memperhatikan pemaparan dari para pemateri. Selain itu peserta juga terkesan gembira bisa mengikuti kegiatan Rukyatul Hilal secara langsung dengan mencoba menggunakan teropong hilal yang telah disiapkan oleh tim rukyatul hilal.

Kamis 11 April

Melanjutkan kegiatan rukyatul hilal  pada hari sebelumnya (10/4) di Pusat Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu Sukabumi. Tim rukyatul hilal melakukan kegiatan tersebut dengan tim Pegiat Lajnah Falakiyah PBNU yang di koordinatori oleh Ali Maftukin, SHI. Dan tim lajnah falakiyah dari Banten yang dikoordinatori oleh Buseri.

Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai pada jam 14.00 WIB dengan penjelasan simulasi rukyatul hilal oleh Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag dan Ismail Fahmi, S.Ag kepada para peserta. Dalam penjelasannya, diterangkan bahwa matahari akan terbenam pada pukul 17:54 WIB dan hilal pada saat matahari terbenam akan berada pada ketinggian 9 derajat pada Azimuth 285 derajat. Sehingga besar kemungkinan hilal akan telihat baik menggunakan alat maupun dengan mata telanjang. Alat yang digunakan rukyat pada saat adalah teropong vixen dan beberapa alat pendukung lainnya.

Dalam pelaksanaan rukyatul hilal kali ini cuaca kurang begitu bersahabat karena pada pukul 15.00 WIB hujan cukup deras mengguyur lokasi Rukyatul Hilal. Namun tim perukyat tetap melakukan pengamatan dengan harapan ketika menjelang matahari terbenam langit akan cerah kembali sehingga hilal akan bisa terlihat.

Harapan para perukayat tidak sia-sia karena sekitar pukul 16.30 hujan berhenti dan langit mulai cerah di bagian barat. Walaupun langit bagian timur masih menampakkan mendung dan gelapnya.

Para peserta cukup antusian melakukan kegiatan tersbut, terbukti dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta kepada tim lajnah falakiyah kemenag RI. Peserta juga menyempatkan diri untuk mengamati secara langsung menggunakan alat yang telah disediakan. (Ali Maftukin:Red:Anam)

diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI di Pusat Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu Sukabumi.
Read more ...

Jadwal Imsyakiyah Bulan Ramadhan 1434 H / 2013 M

Bulan Ramadhan 1434 H / 2013 M
Daerah Wonosari, DIY dan Sekitarnya
Koordinat: 7°57'LS | 110°35'BT | WIB (UT+7) 
Sumber : http://www.rukyatulhilal.org/imsakiyah/index.php?id=483
 
  ▒▒▒ Azimuth Arah Kiblat = 294,69 ° ▒▒▒ 
Rmd
 Tgl ImsakSubuhTerbitDhuhaZuhurAsharMagribIsya' 

 110 Jul04:2104:3105:5006:1311:4515:0617:3618:50
 211 Jul04:2104:3105:5106:1411:4515:0617:3618:50
 312 Jul04:2204:3205:5106:1411:4515:0617:3618:50
 413 Jul04:2204:3205:5106:1411:4515:0617:3618:51
 514 Jul04:2204:3205:5106:1411:4615:0717:3718:51
 615 Jul04:2204:3205:5106:1411:4615:0717:3718:51
 716 Jul04:2204:3205:5106:1411:4615:0717:3718:51
 817 Jul04:2204:3205:5106:1411:4615:0717:3718:51
 918 Jul04:2204:3205:5106:1411:4615:0717:3718:51
 1019 Jul04:2204:3205:5106:1411:4615:0717:3718:51
 1120 Jul04:2204:3205:5106:1411:4615:0717:3818:51
 1221 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0717:3818:51
 1322 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0717:3818:51
 1423 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0817:3818:52
 1524 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0817:3818:52
 1625 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0817:3818:52
 1726 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0817:3918:52
 1827 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0817:3918:52
 1928 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0817:3918:52
 2029 Jul04:2204:3205:5006:1311:4615:0817:3918:52
 2130 Jul04:2204:3205:4906:1211:4615:0817:3918:52
 2231 Jul04:2204:3205:4906:1211:4615:0817:3918:52
 231 Agts04:2204:3205:4906:1211:4615:0817:3918:52
 242 Agts04:2204:3205:4906:1211:4615:0717:3918:52
 253 Agts04:2204:3205:4906:1211:4615:0717:3918:52
 264 Agts04:2204:3205:4806:1111:4615:0717:3918:52
 275 Agts04:2104:3105:4806:1111:4615:0717:3918:52
 286 Agts04:2104:3105:4806:1111:4615:0717:4018:52
 297 Agts04:2104:3105:4706:1011:4515:0717:4018:52




Read more ...

Wednesday 19 June 2013

NU dan Muhammadiyah Mungkin Berbeda Awal Puasa

Jakarta- Hari awal bulan puasa Ramadan tahun ini yang dilakukan warga Muhamadiyah dengan Nahdlatul Ulama berpotensi berbeda. Jika Pimpinan Pusat Muhamadiyah telah menetapkan awal Ramadhan 2013 jatuh pada 9 Juli mendatang, Nahdlatul Ulama dan Kementerian Agama masih menunggu rukyah yang akan dilaksanakan pada 8 Juli mendatang.


Kepala Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI, Ahmad Izzudin memperkirakan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh pemerintah dan tim Lajnah Falaqiah NU, awal Ramadan baru akan jatuh pada 10 Juli 2013. "Karena pada 9 Juli itu diprediksi ketinggian hilal masih di bawah ufuk," kata Izzudin, Ahad, 16 Juni 2013.


Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Semarang ini memperkirakan rukyah yang dilakukan pemerintah pada 8 Juli tidak akan berhasil melihat hilal.



Dari perhitungan hisab, pada Senin, 8 Juli dari Sabang sampai Merauke ketinggian hilal masih di bawah satu derajat. "Bahkan di beberapa daerah hilalnya di bawah nol atau minus," kata Izzudin. Karena itu, awal Ramadan diprediksi jatuh pada 10 Juli maka puasa Ramadan juga diperkirakan hanya 29 hari.



Meski begitu, Izzudin meminta agar umat Islam menunggu hasil sidang Isbat yang dilakukan pemerintah.


Ketua NU Jawa Tengah Moh Adnan menyatakan berdasarkan perhitungan hisab yang dilakukan tim Lajnah Falaqiah NU Jawa Tengah menunjukkan bulan Sya'ban akan istiqmal atau penuh 30 hari. "Karena sempurna 30 hari maka awal Ramadan akan jatuh pada 10 Juli," kata Adnan.

Meski begitu, NU akan tetap melakukan rukyat pada 8 Juli nanti. Jawa Tengah NU akan melakukan rukyat di berbagai titik, diantaranya di menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), pantai Marina Semarang, pantai Kartini Jepara, dan di pantai Ujungnegoro Batang.

Sebelumnya Muhammadiyah telah memutuskan awal Ramadhan tahun ini jatuh pada 9 Juli mendatang. Keputusan itu didasarkan atas perhitungan hisab 'hakiki wujudul hilal' dan hasil musyawarah Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.



Muhammadiyah juga sudah memutuskan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriah akan jatuh pada 8 Agustus 2013.
Read more ...

Sebanyak 383 calon jemaah haji DIY, terkena dampak pengurangan Kuota

Kanwil Kemenag DIY. – Sebanyak 383 calon haji asal DIY terpaksa tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci tahun ini. Hal itu sebagai imbas adanya kebijakan pengurangan kuota haji seluruh dunia dari Pemerintah Arab Saudi sebesar 20 persen yang disebabkan rehabilitasi kawasan Masjidil Haram, yang memang kalau dipaksakan sangat mengganggu keselamatan jemaah haji seluruh dunia.
Dari ke 383 tersebut terbagi Kota Yogya 53 jemaah, Kabupaten Bantul 95 jemaah, Kabupaten Sleman 169 jemaah, Kabupaten Gunung Kidul 41 jemaah, Kabupaten Kulon Progo 26 Jemaah. (daftar nama calon haji Lunas Tunda DIY ada di INFO PENTING di web ini)
Seperti diketahui sebelumnya, pengurangan kuota haji terkait pembangunan Masjidil Haram lantai 1,2 dan 3. Pembangunan tersebut otomatis berimbas pada berkurangnya daya tampung Masjidil Haram. Normalnya daya tampung tempat thawaf setiap jam, 48 ribu jemaah haji bisa menggunakan Masjidil Haram, namun dengan adanya pembangunan hanya mampu menampung 22 ribu jamaah haji atau umrah.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama DIY, Drs. H. Maskul Haji M.Pd.I, seusai mengikuti rapat koordinasi Penyelenggaraan Ibadah Haji di Jakarta, mengatakan Kuota haji Indonesia awalnya 211.000 jamaah, terdiri dari 194.000 haji reguler dan 17.000 haji khusus. Jika dikurangi 20% (42.200), maka kuota jamaah haji Indonesia pada tahun 2013 menjadi 168.800 jamaah, dari 20% (42.200) jamaah haji khusus terpotong 3.400 dan jamaah haji regular terpotong sebanyak 38.800 sedangkan Kelompok Terbang (kloter) juga berkurang dari 484 kloter menjadi 403 kloter.
“Secara nasional, calon haji yang terkena dampak pengurangan kuota sebanyak 42.200 orang, sedangkan untuk DIY sebanyak 383 orang, yang seharusnya 613 orang, dikarenakan ada jamaah yang tidak melunasi, jamaah pernah haji dan petugas daerah yang jumlahnya sebanyak 230 orang,” kata Kakanwil di kantornya, Jumat (14/06/2013).
Dijelaskan, ke-383 calon haji DIY yang yang terkena dampak pengurangan kuota adalah calon haji lunas tunggu dengan nomor porsi 1200028695 – 1200029124. “Mereka sudah melunasi semua biaya haji sampai 12 Juni kemarin, namun ditunda keberangkatannya di tahun 2014, Sehingga nomor porsi aman DIY sampai 1200028694,” katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau calon haji yang sudah terdaftar dan sudah lunas bayar untuk bersabar. Sesuai kebijakan Menteri Agama, calon haji yang batal berangkat tahun ini akan diprioritaskan tahun 2014. “Saya mohon calon haji jangan melakukan apa-apa dulu, jangan tasyakuran atau pamitan dulu,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Maskul Haji, upaya-upaya negosiasi Pemerintah Indonesia telah dilakukan. Presiden SBY telah memerintahkan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dan Dirjen Haji dan Umroh Anggito Abimanyu pada tanggal 19 Juni 2013 melobi Pemerintah Arab Saudi. “Minimal calon haji yang sudah lunas bisa diberangkatkan,” katanya.
Jamaah haji Indonesia adalah yang terbesar, pengurangan kuota ini akan berpengaruh pada persiapan Indonesia yang sudah mencapai 90 persen. “Bimbingan haji yang telah selesai, kontrak akomodasi dan transportasi sehingga kerugian materiil yang sudah dikeluarkan sebesar 300 Milyar, Travel Biro Perjalanan Haji Khusus diperkirakan kerugiannya mencapai 350 Milyar “ katanya.
Kakanwil juga menambahkan sejak mei lalu Pemerintah Arab Saudi juga membatasi Kuota Umrah seluruh dunia menjadi 50 persen atau 500.000 jamaah, pada bulan sya’ban dan ramadhan tahun ini sehingga Indonesia hanya memperoleh kuota 18 ribu selama dua bulan tersebut.
Dengan adanya kebijakan tersebut Kakanwil juga juga mengimbau masyarakat agar tidak terbujuk iming-iming pada perusahaan atau travel yang menawarkan kepastian pemberangkatan umrah. “Apalagi terhadap travel yang tidak berizin dari Kemenag kami imbau masyarakat hati-hati tidak mudah terbujuk agar tidak merugi nanti. (ags)
Read more ...

Jangan Bawa Atribut NU ke Ranah Politik

Pringsewu, NU Online
Katib Syuriyah Pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pringsewu Lampung, Munawwir, meminta pihak-pihak tertentu tidak membawa atribut NU ke ranah politik. Hal itu disampaikannya menyusul beredarnya kalender sosialisasi salah satu partai politik yang menyertakan logo NU dan foto beberapa pengurus NU setempat.

“Ini sudah jelas menyalahi aturan-aturan yang ada di jam’iyyah NU sebagai organisasi kemasyarakatan yang tidak berpolitik,” tegas Munawwir, di Pringsewu  Ahad (17/2).

NU berpegang pada Khittah 1926 yang memiliki makna bahwa Jamiyyah NU tidak berpihak pada salah satu partai. “Adapun NU membidani lahirnya Partai Politik, bukan berarti NU berpolitik. Partai tersebut merupakan salah satu alternatif  bagi warga NU secara individu dalam menyalurkan kebebasan berpolitik,” tambahnya.

Menurut Munawwir, Jajaran Syuriyah juga sudah menginstruksikan dengan keras kepada seluruh pengurus PCNU Pringsewu untuk tetap menjaga Khittah NU. Diharapkan juga kepada seluruh warga khususnya yang ada di Kabupaten Pringsewu untuk tidak terpengaruh terhadap simbol-simbol partai yang mencantumkan atribut-atribut NU didalamnya.

Menghadapi pemilihan anggota legislatif di tahun mendatang, NU pringsewu memberikan kebebasan kepada warga untuk memilih siapa dan partai apa yang sesuai dengan hati nuraninya. NU tidak akan mengarahkan warganya untuk memilih partai tertentu walaupun partai tersebut dibidani oleh NU. “Sebagai perseorangan silahkan berpolitik namun sebagai organisasi, NU tidak berpolitik,” tambah Munawir.
Read more ...

Kunci Atasi Masalah Politik NU

Menanggapi potensi perpecahan di kalangan Nahdliyin akibat konflik kepentingan politik segelintir pihak, Wakil Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri mengembalikan solusi penyelesaiannya pada komitmen warga NU memegang teguh Khittah NU 1926.
”Asal orang NU itu tekun membaca, memahami, dan mengamalkan khittahnya, masalah-masalah (perpecahan) itu tidak akan ada. Setidaknya dapat diminimalisir,” ujarnya selepas mengikuti Bahtsul Masail NU di Jakarta, Rabu (19/6) petang.
Menurut kiai yang akrab disapa Gus Mus ini, masih banyak warga NU, termasuk pengurusnya yang tidak memahami dan melaksanakan khittah NU yang merupakan landasan berpikir, bersikap, dan bertindak itu.
Khittah NU menegaskan di antaranya tentang dasar-dasar keagamaan dan sikap kemasyarakatan yang mencerminkan perjuangan luas NU di bidang dakwah, keilmuan, dan sosial, serta tidak terikat dengan organisasi politik tertentu.
”Yang memahami khittah banyak. Yang tidak memahami dan melaksanakan khittah juga banyak. Karena warga NU memang banyak sekali,” katanya. Gus Mus menilai, absennya khittah NU dari pikiran dan sikap warga NU merupakan tanggung jawab para pengurus NU di semua tingkatan untuk melakukan pembinaan secara terus-menerus. 
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Jawa Tengah ini menambahkan, soal padangan kebangsaan, NU teguh mempertahankan NKRI. Sementara kepada pemerintah NU tetap akan mengkritisi ketika memang terdapat kekurangan.
Di usia NU yang ke-90 ini, Gus Mus berharap NU dapat menjadi organisasi yang lebih dewasa dan bijaksana. ”Mudah-mudahan saja (NU) tambah tua tambah arif, tidak tambah pikun,” tuturnya.
Read more ...

Sunday 2 June 2013

Buku Ekstrimisme dan Kerancuan Dakwah MTA

Judul : Meluruskan Doktrin MTA; Kritik Atas Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an
Penulis: Nur Hidayat Muhammad
Penerbit: Muara Progresif, Surabaya
Cetakan: I, Januari 2013
Tebal : xiv + 206 hlm.
Peresensi: Ihya `Ulumuddin*

Dalam banyak hal, warga Nahdliyyin kerap menjadi target dan sasaran beruntun kelompok atau aliran-aliran yang kontra secara aqidah dan amaliah dengan ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Di antara kelompok yang secara gamblang menaruh “ketidaksukaan” kepada warga nahdliyyin ialah MTA atau biasa disebut Majelis Tafsir al-Qur’an, yakni lembaga dakwah yang menyublimasi dirinya menjadi sebuah yayasan dengan pendidirinya Abdullah Thufail Saputra pada 19 September 1972.

Untuk kesekian kalinya, kemunculan MTA merupakan warning bagi warga Nahdliyyin secara khusus, dan umat Islam pada umumnya setelah Syiah, Wahabi, Hizbut Tahrir, Jama’ah Tablig, Jama’ah Islamiyah dan sebagainya.

Apa yang sejatinya salah dengan MTA, dan mengapa juga kehadirannya menjadi peringatan bagi warga Nahdliyyin? Melalui karya saudara Nur Hidayat Muhammad dalam bentuk bukunya yang berjudul “Meluruskan Doktrin MTA; Kritik Atas Dakwah Majelis Tafsir Al Qur’an di Solo” banyak hal diungkapkan mengenai segala jeroan MTA, yang darinya dapat diambil sebuah pelajaran penting hingga nantinya bisa mengenali secara kaffah MTA dengan segala gerak-tingkah dan dakwahnya yang berpusat di Solo (Surakarta) ini.

Sejak awal pendirian, MTA sudah diindikasi sebagai sebuah organisasi yang tidak “dikehendaki” kelahirannya oleh masyarakat. Dalam situs resminya, MTA mengakui demikian. MTA tidak dikehendaki menjadi ormas/orpol tersendiri di tengah-tengah ormas-ormas dan orpol-orpol Islam lain yang telah ada, dan tidak dikehendaki pula menjadi onderbouw ormas-ormas atau orpol-orpol lain. Untuk memenuhi keinginan ini, bentuk badan hukum yang dipilih adalah yayasan. Pada tanggal 23 Januari tahun 1974, MTA resmi menjadi yayasan dengan akta notaris R. Soegondo Notodiroerjo. (http://www.mta-online.com/sekilas-profil/)

Meski dikenal sebagai sebuah yayasan, dalam pergerakannya ia tidak lazimnya sebuah yayasan. MTA sebagai yayasan mempunyai hidden mission, yakni misi dakwah dan pendoktrinan sebuah ajaran. Kalau boleh disinggung, sedikitnya ada tiga point penting yang perlu dicermati dari ekstrimitas gerakan dakwah dalam ajaran MTA ini. Antara lain, konsep jama’ah MTA, bangunan aqidah MTA, dan manhaj atau metode berpikir MTA.

Pertama, konsep jama’ah yang diyakini MTA ialah memakai sistem Imam yang dibai’at, dita’ati dan dijadikan sebagai panutan seluruh anggota MTA. Lebih ekstrim, jika ada anggota yang keluar dari MTA, tiada lain “hadiahnya” adalah diboikot. Kedua, dalam masalah aqidah, MTA mengingkari syafa’at di akhirat; mengimani kalau orang Islam masuk neraka, maka akan selamanya di neraka tanpa sedikitpun mencicipi surga, sebagaimana pemahaman kelompok Khawarij dan Mu’tazilah; dan mengingkari kesurupan jin dan mengingkari santet.

Begitupun manhaj yang dipedomani MTA, corak berpikir MTA dalam memahami dan mengambil sebuah hukum, porsi akal menduduki peran yang signifikan, bahkan tidak sedikit mereka mengesampingkan hadits-hadits shahih jika ada kontradiksi dengan al-Qur’an. Corak berifikir yang senantiasa mengunggulkan akal semacam ini, tentu akan beriring-kelindan dengan produk-produk ajarannya. Baik dari segi akidah, pemikiran, hukum (fiqih), tradisi-tradisi yang dijalankan, hingga pada lingkup yang lebih luas lagi. Satu misal dalam corak pemikiran MTA, mereka tidak lagi mengakui kredibilitas Ulama’ dan produk-produk ijtihadnya. Justru mereka memposisikan para Ulama’ sebagai kaum Ortodoks (kolot) yang tidak perlu diikuti, karena hanya al-Qur’an dan as-Sunnah saja yang benar menurut mereka.

Di samping pola gerakan MTA yang tergolong ekstrim, MTA juga boleh dikata memasuki wilayah kerancuan, ketidakjelasan dan tidak konsisten dalam berpendapat dan memutuskan sebuah hukum. Tahlil dan shalawat oleh MTA dinilai sesat karena tidak berdasarkan tuntunan Nabi, begitu pun yasinan dan selamatan, dituding sebagai amalan syirik yang tidak pernah sekalipun Nabi ajarkan. Meskipun demikian berani MTA menusuk ke organ-organ amaliah warga Nahdliyyin, disayangkan MTA tidak cukup berani untuk mendialogkan (baca: mempertanggungjawabkan) hasil dari “Ngaji Al-Qur’an Sak Maknane” tersebut di depan masyarakat luas. Wa’allahu ‘alam!


* Peresensi adalah staff di Aswaja NU Center PW NU Jawa Timur.
Read more ...

Film 'Sang Kyai' Gambarkan Tonggak Berdirinya Indonesia

Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Doktor Noor Achmad menilai kisah dalam film 'Sang Kyai' mengandung arti perjuangan dengan memaknai heroisme atas nama kebangsaan.

"Film ini (Sang Kyai) menunjukkan salah satu tonggak berdirinya bangsa dan negara Indonesia dari peran seorang kiai," katanya usai pemutaran Film 'Sang Kyai' di Bioskop Citra 21 Semarang, Kamis (30/5).

Pemutaran Film 'Sang Kyai' tersebut diprakarsai LPP Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah dengan Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) sekaligus menjadi rangkaian peringatan Dies Natalis Ke-13 Unwahas Semarang.

Menurutnya, apa yang menjadi semangat dan nilai perjuangan Kiai Haji Hasyim Asy'ari pendiri NU yang menjadi tokoh sentral dalam film itu, patut dijadikan contoh seluruh bangsa Indonesia.

Seperti tergambar dalam salah satu adegan, ketika utusan Presiden Soekarno diperintahkan menghadap KH Hasyim Asy'ari untuk menanyakan fatwa orang yang berjuang untuk membela bangsa dan negara, bukan agama.

Pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, tersebut kemudian mengumpulkan para ulama untuk membahasnya dan akhirnya keluarlah fatwa, orang berjihad demi membela tanah airnya hukumnya wajib.

Kemudian, tampak pula dalam adegan Bung Tomo yang menghadap ulama yang sangat disegani itu untuk meminta saran, dan kakek dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu memuji pidato Bung Tomo yang berapi-api.

Bahkan, KH Hasyim Asy'ari pun menyarankan Bung Tomo agar menambahkan tiga kalimat takbir yang menunjukkan kebesaran Allah SWT (Allahu Akbar) pada awal dan akhir pidato yang dikumandangkan tokoh pemuda itu.

Noor Achmad menjelaskan, banyak sekali adegan dalam film yang disutradarai Rako Prijanto itu yang menggambarkan nilai keagamaan, kebangsaan, dan kedekatan dengan umat K.H. Hasyim Asy'ari yang patut dicontoh.

Nilai-nilai, intelektualitas, dan karakter kuat yang dimiliki Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari itulah, katanya, yang menjadi pegangan dasar bagi Unwahas dalam menjalankan perannya mendidik generasi bangsa.

"Sebagai perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Pengurus Besar NU (PBNU), Unwahas perlu untuk mengenalkan sosok K.H. Hasyim Asy'ari kepada civitas akademika dan masyarakat agar bisa meneladaninya," imbuhnya mengakhiri.
Redaktur : Karta Raharja Ucu
Sumber : Antara
Read more ...

Pernikahan Ala Eyang Subur Jadi Pembahasan NU Se-Jatim

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Ratusan peserta Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) membahas sejumlah permasalahan agama dalam forum Bahsul Masail (diskusi masalah agama), di antaranya pernikahan ala guru supranatural Eyang Subur dan nasib Muslim Rohingnya.
"Tidak hanya membahas pemilihan pengurus dan tausiyah (rekomendasi), peserta juga melakukan bahsul masail, misalnya tentang kasus pernikahan yang lebih dari aturan agama seperti dilakukan Eyang Subur," kata Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU Jatim KHM Mutawakkil Alallah di Sidoarjo, Ahad (2/6).
Di sela-sela pembukaan Konperwil NU Jatim di Kompleks Pesantren Progresif 'Bumi Sholawat' Lebo, Sidoarjo yang dihadiri 412 pengurus dari 44 cabang NU se-Jatim pada 31 Mei-2 Juni itu, ia menjelaskan bahsul masail ada tiga kajian yakni maudlu'iyah (masalah pemikiran), waqi'iyah (masalah aktual), dan qanuniyah (perundang-undangan yang ada).
"Selain pernikahan ala Eyang Subur, waqi'iyah yang dikaji dari sudut agama antara lain penyewaan lahan tebu dengan berbagai cara, puasa bagi pasien gangguan jantung, money laundring, dan kegagalan berangkat umrah," katanya.
Masalah waqi'iyah lainnya, harga jual barang bersubsidi, penyerahan saham atas nama, perbedaan harga karena berbeda hari, makanan dengan penyedap, penguncian atau penyegelan pagar/ pintu masjid, dan sebagainya.
"Untuk Bahsul Masail Maudlu'iyah antara lain mengkaji status nasab anak, kekebalan jurnalistik, operasionalisasi maqashidus syariah, baiat dalam pengamalan agama, prinsip Jam'iyah NU, status Dar dan Daulah Indonesia, dasar memilih alternatif kebijakan, dan sebagainya," katanya.
Sementara masalah qanuniyah yang dikaji antara lain wasiat wajibah, perlindungan pengusaha domestik, sengketa hak anak, sita aset sebagai sanksi tindak pidana, pakta integritas antipoligami, anak luar nikah dan jabatan publik, dan sebagainya.
"Untuk tausiyah (rekomendasi), pengurus NU se-Jatim akan mempertajam masalah perlindungan terhadap ajaran Aswaja di Saudi Arabia, nasib umat Islam Rohingnya di Myanmar, buruh Indonesia yang kurang mendapat perlindungan," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan membahas masalah internal organisasi ke-NU-an, seperti mekanisme musyawarah mufakat atau ahlul halli wal aqdi dalam pemilihan pemimpin dan penggunaan nama dan lambang NU oleh kelompok di luar NU, seperti FKPNU, dan sebagainya.
"Untuk program, peserta juga merumuskan penguatan sumberdaya manusia NU, pengembangan sektor ekonomi NU, penguatan sektor pertanian, nelayan, dan buruh, penguatan sektor pendidikan dan pelayanan kesehatan, dan kepedulian NU terhadap masalah lingkungan dan global warming," katanya.
Terkait masalah pemilihan pimpinan NU, bursa calon ketua tanfidziyah antara lain KH Mutawakkil Alallah (Ketua PWNU), KH Syaiful Halim (Ketua PCNU Surabaya), Dr KH Abdurrahman Syamsul Arifin/Gus Aab (Ketua PCNU Jember), dan KH Abdurrahman Usman (mantan Ketua PCNU Jombang).
Untuk bursa Rais Syuriah PWNU Jatim, nama yang mencuat antara lain KHM Miftachul Akhyar (Rais Syurian PWNU Jatim saat ini), KHM Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim saat ini), dan KH Idris Marzuki (Lirboyo, Kediri).
Redaktur : Djibril Muhammad
Sumber : Antara
Read more ...
Designed By