Infak adalah menggunakan atau membelanjakan harta-benda untuk pelbagai
kebaikan, seperti untuk pergi haji, umrah, menafkahi keluarga,
menunaikan zakat, dan lain sebagainya. Oleh karena itu orang yang
menghambur-hamburkan atau yang menyia-nyiakan harta bendanya tidak bisa
disebut munfiq (orang yang berinfak). Pengertian Infak ini sebagaimana
dikemukakan Imam Fakhruddin ar-Razi:
وَاعْلَمْ أَنَّ الْإÙنْÙَاقَ Ù‡ÙÙˆÙŽ
صَرْÙ٠الْمَال٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ ÙˆÙجÙوهÙ
الْمَصَالÙØÙ ØŒ ÙÙŽÙ„ÙØ°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ لَا ÙŠÙقَالÙ
ÙÙÙŠ الْمÙضَيّÙع٠إÙنَّهÙ
"Ketahuilah bahwa Infak adalah membelanjakan harta-benda untuk hal-hal
yang mengandung kemaslahatan. Oleh karena itu orang yang menyia-nyiakan
harta bendanya tidak bisa disebut sebagai munfiq (orang yang berInfak).
(Fakhruddin ar-Razi, Mafatih al-Ghaib, Bairut-Daru Ihya` at-Turats
al-‘Arabi, tt, juz, 5, h. 293).
Salanjutnya shadaqah, menurut ar-Raghib al-Ishfani adalah harta benda
yang dikeluarkan orang dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada
Allah.
مَا ÙŠÙخْرÙجÙه٠الإْنْسَان٠مÙنْ
مَالÙه٠عَلَى وَجْه٠الْقÙرْبَةÙ
كَالزَّكَاة٠، Ù„ÙŽÙƒÙن٠الصَّدَقَة٠ÙÙÙŠ
الأْصْل تÙقَال Ù„ÙلْمÙتَطَوَّع٠بÙÙ‡Ù ØŒ
وَالزَّكَاة٠لÙلْوَاجÙبÙ
"Shadaqah adalah harta-benda yang dikeluarkan orang dengan tujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. Namun pada dasarnya shadaqah itu
digunakan untuk sesuatu yang disunnahkan, sedang zakat untuk sesuatu
yang diwajibkan". (Abdurrauf am-Manawi, at-Tauqif fi Muhimmat at-Taarif,
Bairut-Dar al-Fikr, cet ke-1, 1410 H, h. 453)
Sedangkan zakat merupakan salah satu rukun Islam dan wajib ditunaikan
jika sudah memenuhi ketentuan-ketentuannya. Para ulama mendefiniskan
zakat sebagai berikut:
اسْمٌ Ù„Ùقَدْر٠مَخْصÙوص٠مÙنْ مَالÙ
مَخْصÙوص٠يَجÙب٠صَرْÙÙÙ‡Ù Ù„ÙأَصْنَاÙÙ
مَخْصÙوصَةÙ
"Zakat adalah sebuah nama untuk menyebutkan kadar harta tertentu yang
didistribusikan kepada kelompok tertentu pula dengan pelbagai
syarat-syaratnya". (Muhammad al-Khatib asy-Syarbini, Mughni al-Muhtaj
ila Marifati Alfazh al-Minhaj, Bairut-Dar al-Fikr, tt, juz, 1, h. 368)
Dari penjelasan di atas setidaknya dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut. Bahwa Infak itu lebih umum karena mencakup juga shadaqah dan
zakat. Sedangkan shadaqah adalah apa yang diberikan oleh seseorang
dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, dan tercakup di
dalamnya adalah zakat.
Bedanya, zakat itu merupakan shadaqah wajib yang diambil dari harta yang
tertentu seperti emas, perak (atau harta simpanan), dan binatang
ternak. Disamping itu zakat diberikan kepada kalangan tertentu yang
jumlahnya delapan (al-ashnaf ats-tsamaniyah), dan pada waktu tertentu
juga.
Dengan kata lain, shadaqah itu ada dua. Yang pertama adalah shadaqah
wajib yang disebut zakat. Kedua adalah shadaqah tathawwu` atau shadaqah
sunnah. Shadaqah tathawwu` tidak harus diberikan ke delapan golongan
yang wajib menerima zakat. Namun kata shadaqah kemudian lebih digunakan
untuk shadaqah tathawwu` untuk membedakan dengan istilah zakat.
Hal lain yang juga membedakan shadaqah tathawwu` adalah shadaqah
tathawwu` lebih utama diberikan secara diam-diam, sedangkan zakat lebih
utama diberikan secara terbuka, agar bisa menjadi taulan bagi yang
lainnya.
Ù†ÙŽÙ‚ÙŽÙ„ÙŽ الطَّبَرÙيّ٠وَغَيْرÙÙ‡Ù
الإْجْمَاعَ عَلَى أَنَّ الإْخْÙَاءَ
ÙÙÙŠ صَدَقَة٠التَّطَوّÙع٠أَÙْضَل٠،
وَالإْعْلاَنَ ÙÙÙŠ صَدَقَة٠الْÙَرْضÙ
"Imam ath-Thabari dan ulama lainnya telah menukil ijma bahwa diam-diam
dalam memberikan shadaqah tathawwu` itu lebih utama, dan memperlihatkan
dalam memberikan shadaqah wajib (zakat) itu lebih utama". (Wizarah
al-Awqaf wa asy-Syu`un al-Islamiyah Kuwait, al-Mausuah al-Fiqhiyyah
al-Kuwaitiyyah, Bairut-Dar as-Salasil, cet ke-2, 1404 H, juz, 2, h.
287).
Demikian penjelasan singkat ini semoga bisa bermanfaat. Jadi kesimpulan
sekaligus saran kami begini: Belanjakan harta benda Anda untuk hal-hal
yang membawa kemaslahatan (Infak), tunaikan kewajiban zakat jika sudah
terpenuhi semua ketentuannya, dan jika ada rezeki lebih bersedekahlah
dengan cara diam-diam agar terhindar dari riya. (Mahbub Maafi Ramdlan)
No comments:
Post a Comment