SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL 'ULAMA KECAMATAN SEMIN GUNUNGKIDUL

Wednesday 6 May 2015

Dunia Butuh NU

PBNU bakal  menghelat Muktamar Ke-33 NU pada awal Agustus 2015. Panitia penyelenggara juga mantab menjadikan forum musyawarah tertinggi di NU ini sebagai penegasan jati diri Islam pribumi dan kiprahnya yang mendunia.

Belum lama ini (29/3), di sela acara yang diselenggarakan Seknas Gusdurian di Yogyakarta, kontributor NU Online, Ajie Najmuddin, berbincang dengan Ketua Organizing Commite (OC) Muktamar ke-33 NU H Imam Aziz, salah satu ketua PBNU ini yang menerima penghargaan dari The Jeju 4.3 Peace Foundation (Yayasan Perdamaian Jeju 3 April) Korea sebagai tokoh perdamaian. Berikut petikan wawancara terkait muktamar dan masa depan NU.

Tema untuk Muktamar ke-33 NU adalah “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia”. Bisa Anda jelaskan hal tersebut?

Tema “Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia” ini merupakan tema internasional. Tema ini sekaligus menunjukkan posisi strategis NU di Indonesia dan dunia sebagai pengusung Islam rahmatan lil ‘alamin (penebar kasih sayang untuk semua). Pada kenyataannya memang dunia butuh kita (NU), tapi terkadang kita tidak tahu caranya.

Untuk ke arah itu, apakah NU sudah memulainya?

Sebagai contoh, yang sudah kita lakukan di Afghanistan. Di sana kita munculkan diplomasi kultural. Kita dekati para kiai, ulama, dan kepala suku mereka. Dengan cara itu, mereka justru bisa kita pertemukan di Jakarta. Kemudian setelah itu terjadi tukar-menukar pikiran. Sekarang mereka malah bikin NU Afghanistan. Ini artinya NU sudah memberikan pengaruh ke negara lain, akan ajaran-ajaran damai dan toleran yang diusungnya.

(Sebagai gambaran, dahulu kajian-kajian keislaman di Afghanistan tersebar di banyak tempat, terutama di masjid-masjidnya. Di tempat-tempat ibadah itu masyarakat belajar al-Quran, tafsirnya, hadis, ilmu logika (manthiq), filsafat, dan yang lainnya. Namun, setelah terjadi peperangan, kegiatan belajar mengajar menjadi tidak kondusif. Perang telah merugikan banyak hal, dalam bidang keilmuan hingga perekonomian. Gara-gara perang, banyak warga Afghanistan yang miskin.

Kedatangan para pengurus NU di negara tersebut, kemudian memberikan inspirasi bagi sejumlah tokoh muslim di Afghanistan lainnya untuk membuat organisasi keislaman yang mengusung nilai-nilai keagamaan yang menjunjung tinggi persaudaraan, kasih sayang, toleransi, dan moderasi. Bahkan organisasinya itu, diberi nama Nahdlatul Ulama)

Di beberapa kesempatan, Anda menegaskan untuk memberi kesempatan kepada kaum muda NU. Apa yang anda harapkan dari mereka?

Masa depan Indonesia, tergantung juga pada para pemuda saat ini. Di awal tahun 90-an, muncul kelompok anak muda intelektual. Generasi LSM, wartawan di NU dulu banyak, namun sekarang justru banyak ke Parpol.

Padahal sekarang, masyarakat sangat butuh pendamping. Mereka butuh kader yang bisa dampingi nelayan, petani dan sebagainya. NU sekarang defisit itu. Ke depan, semestinya gerakan justru lebih luas dan dinamis.

Untuk pemenuhan SDM (sumber daya manusia) sendiri, apa sekolah dan universitas NU telah menyiapkannya?

Kalau dulu KH Saifuddin Zuhri mendirikan IAIN di mana-mana, sekarang sebetulnya juga telah didirikan UNU di mana-mana. NU sekarang sudah memiliki ratusan perguruan tinggi. Sekarang bagaimana caranya agar UNU maju? Juga fakultas dam jurusan yang dibutuhkan agar segera dibentuk.

Pendidikan dan kesehatan, itu "tombo lorone" (obat bagi) NU. Tapi kita justru "tidak punya" dokter dan perawat. Makanya, sekarang di mana-mana mulai digalakkan untuk mencetak SDM-nya.

Terakhir. Apa harapan Anda untuk muktamar NU mendatang?

Muktamar mendatang mesti lebih baik lagi. Gerakan NU diharapkan terus maju baik dalam bidang bahtsul masail, program-program NU, maupun rekomendasi. Yang tak kalah penting, Muktamar harus membuat putusan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jangan sampai mengulang. Terobosan pemikiran NU di tahun dulu seperti apa. Muktamar NU berikutnya seperti apa. Jadi, capaian pada satu bidang yang dibahas terukur dan meningkat.

No comments:

Post a Comment

Designed By