SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL 'ULAMA KECAMATAN SEMIN GUNUNGKIDUL

Saturday 16 May 2015

Rasulullah, Raja, hingga Ulama Ternyata Juga Memakai Akik

Jakarta, NU Online
Kesukaan manusia terhadap batu mulia atau akik ternyata sudah berlangsung sejak zaman dahulu kala, bahkan sebelum berkembangnya agama Islam. Hanya saja, fenomenanya mungkin tidak seperti demam akik yang sekarang melanda Indonesia.

KH Said Aqil Siroj menjelaskan, Rasulullah memakai akik Yaman. Karena itulah ada yang menganggap memakai akik sebagai hal yang mustahab, atau sunnah dalam tingkatan yang rendah. Kiai Said menjelaskan, sunnah bertingkat-tingkat, mulai dari sunnah muakkad, ghoiru muakkad sampai dengan mustahab.

“Rasulullah memang memakai cincin, bahkan beliau menyerukan mas kawin pakai cincin,” katanya. 

Selain Rasulullah para raja dalam sejarah Islam seperti Harun Al Rasyid, salah satu raja gemilang dalam Islam juga selalu memakai cincin. 

“Imam Syahrowardi, salah satu ulama berpengaruh dalam Islam juga memakai batu cincin,” paparnya.

Ia menambahkan, ada kitab yang secara khusus  membahas tentang cincin, yaitu Al Jawahir atau Book of Precious Stones karangan Imam al Biruni.  Al Biruni mengklasifikasikan setiap mineral berdasarkan warna, bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.

“Saya belum membaca detail. Katanya kalau merah katanya berani. Kalau kuning pengasihan, kalau biru dan hijau itu dingin dan sejuk,” katanya.

Kiai Said mengungkapkan, mempercayai sebuah batu memiliki kekuatan lebih dibandingkan dengan batu biasa juga boleh karena proses pembentukan batu tersebut memang berbeda dengan batu biasa sehingga secara rasional pun, nilainya berbeda. Karena itulah, batu jenis tertentu dianggap sebagai batu mulia.

“Memandang batu sebagai bagian dari seni boleh, lebih dari itu juga boleh-boleh saja,” imbuhnya. 

Ia sendiri memiliki beberapa koleksi batu mulia, tetapi tidak banyak. “Saya memakai blue safir,” katanya sambil menunjukkan lingkaran batu indah yang ada di jarinya. Jenis lain yang dimiliki adalah zamrud. (mukafi niam)

No comments:

Post a Comment

Designed By