SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL 'ULAMA KECAMATAN SEMIN GUNUNGKIDUL

Wednesday 13 May 2015

Pegang Erat Ajaran Aswaja NU Di Manapun Berada

NU Online
Untuk para siswa dan santri, usai lulus dari madrasah, bekal ajaran Aswaja NU yang telah diterima harus dipegang erat. Sebab jika tidak akan mudah direnggut oleh aliran lain.

Pesan itu disampaikan KH Ahmad Nadhif Abdul Mudjib, Wakil Ketua LBMNU Jawa Tengah saat menyampaikan mauidhoh hasanah dalam Muwaddaah Bersama Yayasan Walisongo Pecangaan Jepara berlangsung di halaman MA Walisongo Pecangaan, Senin (11/5). 

Dijelaskannya, meski saat di madrasah sudah didasari dengan Aswaja yang kuat belum tentu usai lulus masih mempertahankannya. Apalagi jika bersinggungan dengan aliran lain. 

Bisa saja si santri mempertanyakan dalil tahlil, tarawih 20 rokaat, manaqib dan tradisi-tradisi NU yang lain. Yang awalnya melakoni tradisi-tradisi tersebut setelah ketemu dengan mereka pikirannya menjadi goyah dan mengharam-haramkan kegiatan yang sudah lama dilakukan. 

Atas dinamika ini ia mengharapkan jika menemui hal ini bisa berkomunikasi dengan dirinya maupun guru setempat. “Akun saya terbuka lebar untuk anda yang ingin konsultasi,” tuturnya sembari menyebut akunnya Ahmad Nadhif Abdul Mudjib. 

Sebagai generasi NU tandas ketua umum BPP Madrasah Miftahul Huda Tayu-Pati ini harus berpegang teguh pada Aswaja NU di manapun berada. Sebab dirinya menilai kelompok-kelompok yang tidak sejalan NU baginya ada dua prinsip yang tidak sesuai.

Pertama, Tidak semua yang dilakukan Nabi wajib diikuti. Bahkan kiai muda ini menyebutnya haram melaksanakannya. Misalnya nikah lebih dari empat kali dan wajibnya tahajud. “Kanjeng Nabi menunaikan tahajud sebagai shalat wajib. Jika ini dilakukan sekarang, maka mengqadha tahajud hukumnya wajib,” jelasnya. 

Kedua, tidak semua sesuatu yang tidak pernah dilakukan Nabi haram. “Jika manaqiban haram, androidan juga haram. Apalagi naik bus,” sebutnya. 

“Meski NU dianggap organisasi kampungan dan sarungan, tetapi organisasi ini pernah ada yang menjadi presiden. Sebab itu, menjadi generasi muda NU jangan inferorior, rendah hati boleh, tapi jangan merasa rendah diri,” terangnya. 

Apalagi, tambahnya, dalam lintasan sejarah jami’yyah yang didirikan KH Hasyim Asy’ari ini berperan besar dalam merumuskan dan menjaga NKRI hingga saat ini. Karena itu, sebagai santri harus menggapai masa depan setinggi langit serta meneruskan perjuangan para leluhur. 

Dalam kesempatan ini Yayasan Walisongo mewisuda 49 siswa MTs, 99 SMP, 60 MA, 35 SMA  dan 106 siswa SMK. (Syaiful Mustaqim/Fathoni) 

No comments:

Post a Comment

Designed By